Sabtu, 28 April 2012

SURAT SEORANG GURU..

berikut adalah curahan hati seorang guru terhadap anak didik yang paling dibanggakannya...
"Untuk anakku.
Nak, masihkah engkau mengingatku?? Ibu guru yang tiga tahun menjadi wali kelasmu.
kini ibu telah tua. tangan, kaki, dan wajah ibu kini telah keriput, tak kencang seperti dulu kala. suara ibu kini kecil bahkan terdengar serak. langkah ibupun semakin lambat, lebih lambat dari seekor kurakura yang sering ibu ceritakan saat sebelum kalian belajar. mata ibu buram, bahkan terkadang gelap dan tak mampu untuk melihat.
tapi Ibu masih mengingatmu nak.. satu dari 44 orang anak yang menjadi anak didikku. anak ku.. yah,, kau sudah ku anggap seperti anakku. Jari-jari kecilmu yang slalu ibu genggang saat  turun hujan. Suaramu gemetar dikala terdengar suara petir menyambar. Ibu masih mengingatnya nak. Masihkah engkau seperti itu??
Kau membuat ibu menangis saat hari perpisahan kelas. Kala itu kau masih kelas tiga. kau menjadi perwakilan kelas tiga untuk tampil didepan pentas. Ibu terkejut saat mendengar bait-bait perkataanmu. “ibu, kami sayang ibu. Kakak kelas enam juga sayang ibu, adik kelas satu, kelas dua, semua sayang ibu. Ibu baik. Lain kali tolong ajarkan kami berpidato ya bu”. Saat itu serentak orang-orang menertawakanmu, kau turun panggung dan menangis ke arahku. “ibu.. aku tak pantas mewakili kelas, aku minta maaf ya bu”. Nak, tahukah kamu? Kata-katamu itu menyayat hati ibu, itulah yang dinamakan ketulusan. Semenjak kejadin itu, kau terus menerus berlatih menyampaikan pidato. Kau ingin menunjukkan kepada orang yang menertawakanmu bahwa mereka telah melakukan hal yang salah..
tiba saatnya kau mengakhiri masa SD mu disini. benar,, kau berpidato dan orang-orang takjub kepadamu. ibu bangga kepadamu sayaang.. kejadian yang sama terjadi, turun dari panggung kau menangis dan menghampiriku. kali ini perkataanmu beda. kau berterima kasih pada ibu. tangisanmu kala itu kembali menyayat hatiku.
ketika kau memasuki bangku SMP, walaupun ibu sudah tidak lagi menjadi gurumu, tapi ibu tak pernah berhenti mencari tahu perkembanganmu, kau pintar.. semua berbicara seperti itu.. sampai kau SMA kau masih menjadi murid kebanggaan ibu.. Nak, ibu bahagia sekali ketika mendengar kau melanjutkan study ke perguruan tinggi. saat ke 44 teman sekelasmu dulu tak bisa untuk melanjutkannya. saat kau lewat dengan tas besar di pundakmu. ibu slalu bilang, "itu muridku, murid kesayanganku". ibu terlalu bangga terhadapmu nak. Kau lulus dan melanjutkan S2 mu, ibu dengar kau melanjutkannya ke Amerika. ibu semakin bangga terhadapmu.
pulang dari sana, ibu dikejutkan dengan berita diangkatnya kamu menjadi petinggi negara. nak,, kebanggaan bagi ibu dan sekolah kita memiliki murid yang kini menjadi pejabat.. kini ibu sudah semakin tua, ibu ragu dengan pendengaran ibu 2 minggu yang lalu. ibu harap itu salah. ibu tak menginginkan hal itu terjadi. nak,, benarkah kau seorang koruptor?? nak,, tolong jelaskan pada ibu kalau itu semua salah !! anak kebanggaan ibu tak mungkin seperti itu !!
ibu tak mau melihat televisi, ibu tak mau keluar rumah !! semua orang menjelekkanmu nak.. ibu sedih ketika mendengar anak ibu dicaci maki. sampai suatu ketika, keluar pengakuan dari mulutmu bahwa kau telah melakukan kekejian itu. ya Allah nak, hati ibu sakit. ibu tak pernah mengajari kamu untuk mencuri. ibu tak pernah menyuruh kamu untuk mengambil hak orang lain.. kemana kamu yang dulu nak?? ibu mengajari kamu berpidato bukan untuk mencuci otak orang dengan berbagai kebohongan. Nak, tidakkah kamu berfikir pertanggung jawaban ibu di akherat kelak?? kamu murid ibu nak, murid kebanggaan ibu. dan murid yang telah mengecewakan hati ibu..

                                                                                                              gurumu, yang menyayangimu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar